Akhirnya setelah kesibukan yang padat, bisa juga saya menulis postingan
di blog ini. Saya bingung harus memberi judul apa untuk postingan kali
ini, karena saya sendiri juga mendapatkan inspirasi ini ketika saya
sedang buang air besar tadi :p Sebelumnya saya minta maaf mungkin
terdengar agak jorok, ketika saya sedang buang air besar, saya tiba-tiba
ingat akan beberapa ejekan dari beberapa teman tentang kesukaan saya (
Japan Addict)
ketika saya masih duduk dibangku sekolah (entah itu ketika masih SMP
atau SMK). Dan mungkin tidak hanya saya saja mendapatkan ejekan seperti
ini, tapi hampir semua teman-teman Otaku mendapatkan beberapa ejekan
seperti ini "Udah gede kok masih suka kartun", Mungkin beberapa dari
kalian pernah mendapatkan ejekan seperti itu.
Kali ini sambil saya mengingat beberapa memori masa lalu tentang
ejekan-ejekan tersebut saya mencoba merangkumnya sebaik dan sedikit
mungkin, agar kalian yang membaca tidak bosan. Baik pertama-tama saya
ingin menekankan sebuah hal yang salah kaprah :
Jepang adalah Negara Berdaulat
Banyak
para ababil disini menyamakan Negara lain, Contoh-nya adalah ketika saya
mendapatkan sebuah ejekan seperti ini "Kok senang dengan lagu korea? ,
Kamu kok suka sih degan lagu china? , dll" Saya ingin menegaskan kepada
kalian semua, terutama mungkin kalau ada dari kalian yang bukan Japan Addict kebetulan
nyasar kesini entah darimana. Jepang, Korea, dan China adalah negara
yang berbeda, apa kalian tidak pernah belajar geografi? bahkan anak
SD-pun tahu dimana letak negara jepang ketika mereka membuka Atlas.
Dulu ketika di Indonesia sedang
booming drama dan lagu-lagu China(lebih tepatnya Taiwan) kalian
menyebut lagu dan drama Jepang menyebutnya drama atau lagu china,
sekarang ketika drama dan lagu korea booming kalian menyebut drama dan
lagu jepang dengan drama dan lagu korea.
Dari letak negara saja ketiga negara itu berbeda, kalau kalian tidak tahu, lihat gambar ini :
|
Jepang, Korea, dan China |
Kemudian dari segi bahasa saja, bahasa ketiga negara tersebut sangat
berbeda. Dari segi budaya juga sangat berbeda, dari segi nama tiap orang
di ketiga negara tersebut juga berbeda. Lalu apanya yang sama? darimana
sisi samanya? dari segi muka mereka? kalau memang ada dari kalian yang
menilai seperti itu silakan baca
ini dulu. Apa kalian sudah mengert?
Selanjutnya saya akan menjawab beberapa ejekan dan pertanyaan yang dulu
pernah ditujukan kepada saya yang mungkin dulu bahkan sampai sekarang
saya cenderung diam untuk menghindari debat yang tidak berarti dengan
para ababil.
Sudah besar kok masih suka Anime
Memangnya salah? saya pernah menjelaskan dalam artikel saya sebelumnya tentang
Alasan Suka Anime atau Manga.
Dalam artikel tersebut saya menjelaskan beberapa hal. Namun perlu saya
tekankan adalah, anime sekarang itu bukanlah anime yang ditujukan untuk
anak-anak seperti waktu kita masih kecil seperti, Captain, Tsubasa,
Minky Momo, Doraemon, P-Man,dll. Sebagai buktinya silakan lihat hasil
liputan saya pada saat event anime terbesar di Asia yang baru saja dan
pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia
AFA.ID. Apa kalian melihat ada anak kecil disana? kalaupun ada itu hanya minoritas, bukan mayoritas.
Anime itu gak mendidik
Saya balik bertanya Dimana letak tidak mendidiknya? Kasus yang terjadi
beberapa tahun lalu, dimana terdapat siswa SD yang meninggal akibat
meniru adegan pertarungan dalam Naruto? kalau memang itu salah satu
alasannya, maka saya dapat mengatakan kalau itu adalah salah si orang
tuanya. Kenapa? adalah bagaimana orang tuanya mendampingi anak-anak-nya
ketika menonton Naruto? bukankah dengan jelas dipojok layar dalam film
naruto terdapat label BO yang menandakan Bimbingan Orangtua? kenapa saya
hanya menyalahkan sang orang tua? itu karena apapun yang terjadi pada
anak adalah merupakan hasil dari didikan orang tuanya karena orang tua
adalah yang paling dekat dengan si anak, jadi kenapa beberapa orang tua
harus menyalahkan Naruto karena tidak mendidik? apa si anak harus
menonton sinetron dan drama korea yang justru akan membuat kepribadian
mereka ALAY, dan gampang GALAU? atau menonton film hollywod yang justru
mendidik mereka menjadi berandalan? Lagipula bukankah pada poin pertama
saya mengatakan kalau Anime sekarang bukanlah tontonan bagi anak kecil?
itu karena apa yang dilihat dari anak kecil adalah adegan pertarungannya
saja dan bukan ceritanya, padahal kalau kita mau melihat beberapa makna
yang terdapat dalam film Naruto, disitu mengajarkan pada kita untuk
tidak mudah menyerah, dan bagaimana pentingnya sebuah persahabatan. Lalu
apakah anak kecil mengerti akan itu? lalu dimana letak tidak
mendidiknyaa?
Kamu dengerin lagu seperti itu memangnya tau artinya?
Pertanyaan ini sering sekali muncul dari teman-teman saya dulu. Namun
saya hanya menjawab, tahu karena saya mencari artinya di internet. Kalau
saya tidak tahu untuk apa saya mendengarkannya? saya tidak seperti
kalian yang hanya mendengarkan lagu karena lagu itu sedang booming atau
musiknya easy listening, tapi tidak memahami makna dari setiap lyric
dari lagu tersebut. Untuk mendengarkan lagu-lagu jepang saya cukup
mendengarkannya sekali, dan kalau saya merasa cocok, saya langsung
mencari arti dan lyric dari lagu tersebut di internet, dan memahami
makna dari setiap lyric-nya karena memang lagu-lagu jepang cenderung
menggunakan bahasa puisi / kiasan berbeda dengan lagu dari negara lain.
Sehingga hal itu membutuhkan pemahaman ekstra untuk mengerti makna dari
lagu tersebut.
Memangnya apa bagusnya musik jepang? Musiknya juga gitu-gitu doang
Gitu-gitu doang? memangnya apa yang kalian tahu tentang J-Music? mungkin
yang kalian tahu hanya lagu-lagu yang menjadi OST anime yang tayang di
tv lokal, atau lagu jepang yang itu-itu saja. Setidaknya band-band atau
penyanyi jepang tidak seperti band-band atau penyanyi Indo yang hanya
jual tampang, tapi suara pas-pas-an. Kemudian Label musik di Jepang
berbeda dengan produser musik di Indo, jika Label musik Indo hanya
mementingkan royalty, sehingga, ketika sebuah trend musik booming di
indo, maka semua band, atau penyanyi yang dibawah pimpinan label musik
tersebut harus mengikuti pasar. Contohlah ketika trend musik melayu
beberapa waktu lalu, semua band-band baru umumnya membuat lagu berunsur
melayu. Sekarang ketika trend musik korea menjamur, semua label musik
berlomba-lomba membuat girlband, atau boyband dengan dandanan ala korea.
Sedangkan di jepang, walaupun label musik dijepang juga mengutamakan
royalti, tapi mereka tetap membiarkan band-band tersebut membuat
kreatifitasnya sendiri sesuai dengan warna musik dan style band
tersebut, dan kalaupun untuk mengikuti trend, label musik dijepang
cenderung akan menonjolkan band-band lain yang kemungkinan warna musik
mereka sesuai dengan trend musik kala itu.
Jepang itu negara penjajah kok kamu malah suka?
Memangnya salah? memang jepang pernah menjajah indonesia, tapi itu dulu.
Yang saya suka dari jepang adalah culture budaya, teknologi-nya,
Anime-nya, Musiknya, dll. Memangnya salah? kalau memang salah, kalau
begitu saya ingin bertanya, terutama bagi kalian yang suka bola.
Belanda, mereka lebih lama menjajah Indonesia daripada jepang, Belanda
menjajah Indo kurang lebih 350 tahun, jepang hanya 3,5 tahun. Bukankah
lukanya jauh lebih dalam penjajahan belanda, kemudian ketika belanda
memutuskan mengakui indonesia sebagai negara berdaulat, dalam perjanjian
tersebut, belanda meminta Indonesia untuk mengganti semua kerugian
Belanda dalam perang, apa itu adil? Lalu kenapa kalian masih suka dengan
Belanda? Kenapa kalian masih mendukung belanda ketika piala dunia?
kenapa kalian meng-idolakan pemain sepak bola belanda?Kemudian portugis
atau portugal, bukanka mereka juga pernah menjajah indonesia?Spanyol,
Inggriss yang mencoba mengambil alih indonesia ketika jepang menyerah
kalah pada sekutu, dll. Lalu apa bedanya kami orang-orang yang merupakan
Japan-Addict dengan kalian?
Jadi kamu lebih suka budaya jepang daripada budaya sendiri? gak nasionalis kamu berarti
kami gak nasionalis? walaupun kami suka dengan budaya jepang, tapi kami
juga tidak lupa dengan budaya Indonesia, ketika ada beberapa budaya indo
yang di-klaim malaysia, kami juga ikut dalam debat dibeberapa forum.
Bagaimana dengan kalian sendiri yang menyebut kami tidak nasionalis?
kalian mengaku diri kalian nasionalis? kalau begitu apakah gaya pakaian
kalian sudah sesuai dengan budaya indonesia? cowok pakai anting
ditelinga, cewek pakai hotpants, tiap malam main kediskotik, pecandu
obat-obatan terlarang, pecandu alkohol, tatto, freesex, dll. Apa itu
sesuai dengan budaya indonesia? lalu kalian masih menyebut diri kalian
nasionalis? jangan buat saya tertawa, sebelum men-judge orang lain,
lihatlah diri kalian dulu, apakah kalian sudah benar atau belum.
Japan-Addict itu gak GAUL
Memangnya GAUL itu penting ya? kalau begitu biarkan saya bertanya satu hal.
Sebenarnya, Definisi dari GAUL itu sendiri itu apa?
Apakah orang GAUL itu harus membeli pakaian di Distro lalu memamerkannya kepada teman-teman?
Apakah orang GAUL itu harus mengikuti trend model baju yang sedang booming?
Apakah orang GAUL itu harus mengikuti trend Gadget yang sedang booming?
Apakah orang GAUL itu harus tiap malam ke diskotik, untuk menghabiskan malam?
Apakah orang GAUL itu harus meng-konsumsi obat-obatan terlarang?
Apakah orang GAUL itu harus berpakian seksi dan terbuka yang memamerkan tubuh mereka bagi cewek?
Apakah orang GAUL itu motornya harus dimodifikasi sedemikian rupa?
Apakah orang GAUL itu adalah orang yang pernah melakukan FreeSex?
Apakah orang GAUL itu adalah orang yang memiliki pacar lebih dari satu?
Lalu apa GAUL itu? kenapa kalian bisa menyebut orang yang Japan-Addict itu tidak gaul?
Yah, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pada artikel kali ini,
kalau memang ada dari pembaca yang kebetulan bukan Japan-Addict nyasar
kesini, dan membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi kalian,
sedangkan bagi kalian yang Japan-Addict mendapatkan beberapa pertanyaan
tersebut semoga kalian bisa menjawabnya dari artikel kali ini. Seperti
pesan Danny Choo dalam KULTUM-nya di AFA.ID kemarin :
"Jangan dengarkan apa kata orang lain tentang apa yang kamu percayai"
by Baka Otaku